12 research outputs found

    PEMETAAN PROSES BISNIS AS-IS DALAM MANAJEMEN LAYANAN TOEIC INSTITUSI VOKASI

    Get PDF
    The Ministry of Communication and Informatics has established a Business Process Map for Ministry Level on Level zero (0) up to level 3 and this applies to organizations up to the work unit level. The requirement to prepare supporting facilities in English language test services can improve student competences. It become one of the core businesses of UPT Bahasa in Sambas State Polytechnic with some repetitive processes, so that it is necessary to simplify the existing business process maps. Mapping of AS-IS business process is needed to help determine priorities from TOEIC implementation flow. Based on the running system, there are 13 major processes in the implementation of the TOEIC in the institution with duration for approximately 4 weeks. It is ineffective because only one test period can be held at a time. Depend on those conditions, the mapping of business process activities is needed to define AS-IS business process to give brief explanation about the running system and find the right solution to prepare system optimalization to define the TO-BE Business Process. This research is succeed to provide the mapping of AS-IS Business Process of TOEIC Service Management and determine the mapping level from level 0 to level 3.The Ministry of Communication and Informatics has established a Business Process Map for Ministry Level on Level zero (0) up to level 3 and this applies to organizations up to the work unit level. The requirement to prepare supporting facilities in English language test services can improve student competences. It become one of the core businesses of UPT Bahasa in Sambas State Polytechnic with some repetitive processes, so that it is necessary to simplify the existing business process maps. Mapping of AS-IS business process is needed to help determine priorities from TOEIC implementation flow. Based on the running system, there are 13 major processes in the implementation of the TOEIC in the institution with duration for approximately 4 weeks. It is ineffective because only one test period can be held at a time. Depend on those conditions, the mapping of business process activities is needed to define AS-IS business process to give brief explanation about the running system and find the right solution to prepare system optimalization to define the TO-BE Business Process. This research is succeed to provide the mapping of AS-IS Business Process of TOEIC Service Management and determine the mapping level from level 0 to level 3

    PENGEMBANGAN MEDIA CHATTING ONLINE DENGAN FITUR ALIH BAHASA MELALUI PENDEKATAN METODE RULE BASED DALAM PROSES PENERJEMAHAN CHAT

    Get PDF
    Komunikasi informasi merupakan trend yang dapat memperlancar media komunikasi yang statis. Salah satu aplikasi yang menggunakan akses komunikasi informasi berupa teks secara real time yaitu chatting online. Dengan aplikasi chatting tersebut user dapat berinteraksi dengan user lain menggunakan resource yang sangat hemat. Kendala yang masih sering dihadapi oleh pengguna chat saat ini adalah obrolan lintas bahasa dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa penghubung. Tidak semua pengguna aplikasi chatting online bisa berkomunikasi dengan bahasa asing. Selain itu, semakin meningkatnya kebutuhan akan pengetahuan berbahasa Inggris dalam bentuk pengolah bahasa menjadikan pemikiran adanya satu aplikasi berbasis web yang mampu menaungi kebutuhan komunikasi lintas bahasa dengan bahasa Indonesia dan Inggris dalam bentuk aplikasi chatting online dengan fitur alih bahasa chat, electronic dictionary serta penerjemah teks . Penelitian ini difokuskan pada pengembangan suatu algoritma sederhana untuk proses penerjemahan kedua bahasa (Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia) melalui pendekatan metode rule based. Adapun berbasis web menjadi pilihan yang mempermudah proses chatting online dan menerapkan algoritma tersebut dalam sebuah fitur alih bahasa chat dan penerjemah kalimat dwi bahasa (Indonesia–Inggris & Inggris–Indonesia) selain itu juga terdapat fitur electronic dictionary yang dapat digunakan untuk mencari arti dari kosakata dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Pendekatan metode rule based diterapkan melalui pengenalan jenis kata, penentuan pola kata serta menerapkan aturan MD dan DM sesuai tata bahasa Indonesia dan Inggris. Pengujian pada sistem ini dilakukan dengan cara menginputkan kalimat atau kata yang akan diterjemahkan dan melalui pendekatan metode rule based akan menampilkan hasil terjemahan pada alih bahasa chat maupun penerjemah teks. Berdasarkan hasil pengujian dengan 100 sampel kalimat dalam bahasa Indonesia maupun Inggris diperoleh persentase keberhasilan penerjemahan sebesar 92% dengan syarat memberi tanda hubung (-) untuk frasa dari beberapa kata yang membentuk arti tunggal, menambah keterangan terutama untuk kata ganti maupun to+be, dan belum mengenal tanda baca pada kata. Selain itu dilakukan pula pengujian pada electronic dictionary dalam menampilkan arti dari kosakata yang dicari serta penerjemah kalimat yang berada di luar sistem chatting online. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem berhasil melakukan alih bahasa chat dan pesan alih bahasa tersebut dapat diterima oleh penerima pesan teks chat. Penerjemah teks juga berhasil menerjemahkan kalimat dengan arti yang hampir mendekati bahasa terjemahan. Selain itu, arti dari kosakata yang dicari pada electronic dictionary juga dapat ditemukan dan hasil penerjemahan yang dilakukan juga hampir serupa dengan arti dari kalimat yang dimaksud

    Aplikasi Computer Assisted Instruction (CAI) Crafting Interior Rumah bagi Anak Usia Dini

    Get PDF
    Computer Assisted Instruction (CAI) adalah media bantu pembelajaran yang menempatkan komputer sebagai piranti sistem pembelajaran individual, di mana siswa dapat berinteraksi langsung dengan sistem komputer yang sengaja dirancang atau dimanfaatkan oleh guru. Pada taman kanak-kanak di masa modern ini sebagian besar pembelajaran dan pelatihan bahasa Inggris dimulai dengan memperkenalkan lingkungan sekitar termasuk benda-benda di dalam rumah. Menyikapi perkembangan pembelajaran anak usia dini, perlu adanya suatu aplikasi pendidikan yang didesain untuk guru sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia 5 sampai dengan 6 tahun untuk menunjang pembelajaran bertemakan rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan aplikasi komputer yang memanfaatkan konsep CAI dengan model tutorial dan instructional games untuk mengenalkan nama benda-benda pada interior rumah dengan dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Metodologi penelitian yang dipakai mengacu pada pendekatan model ADDIE. Pengujian aplikasi menggunakan uji validasi yaitu ahli akademisi (PAUD), ahli CAI dan ahli multimedia. Hasil yang didapat dari validasi aplikasi menggunakan skala pengukuran Guttman ini mendapatkan nilai 95% untuk sisi akademisi PAUD, nilai 91,665% untuk sisi CAI, dan nilai 75% untuk sisi multimedia, rata-rata nilai persentase akhir dari aplikasi ini adalah 87,223%, sehingga aplikasi CAI crafting interior rumah bagi anak usia dini dirasa telah layak dalam memenuhi target pembelajaran

    Implementasi Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan dalam Menentukan Prioritas Perbaikan Jalan

    Get PDF
    Jalan adalah infrastruktur yang sering dilalui oleh masyarakat. Apabila terdapat kerusakan akan sangat menganggu aktifitas masyarakat baik segi ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Hal tersebut menjadi keharusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Kubu Raya untuk menangani perbaikan jalan tersebut, tetapi dalam melakukan perencanaan perbaikan terdapat kendala salah satunya adalah sulit menentukan prioritas perbaikan jalan dengan keterbatasan dana dari pusat. Pada penelitian yang dilakukan data survei diinputkan oleh karyawan berdasarkan data lapangan diproses menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dengan Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan yakni, tingkat kerusakan jalan, kebutuhan lokasi (fasilitas umum), perkiraan biaya, kontruksi jalan, dan masa pemeliharaan. Serta menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria, kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuiakan dengan jenis atribut (atribut keuntungan dan atribut biaya) sehingga diperoleh maktriks ternormalisasi. Hasil akhir diperolah dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi dengan bobot kriteria sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode Simple Additive Weighting (SAW) mampu menghasilkan rekomendasi prioritas perbaikan jalan berdasarkan kriteria yang dibutuhka

    Traceability Kebutuhan dan Perancangan Konseptual Manajemen Rapat Terintegrasi

    Get PDF
    Rapat dapat dipandang sebagai alat yang secara efisien memfasilitasi pertukaran informasi diantara beberapa orang. Hal-hal penting dalam pelaksanaan rapat meliputi pengambilan keputusan bersama, kehadiran peserta rapat sesuai kuorum serta tepat waktu, diskusi yang konstruktif, dan tindak lanjut setelah rapat memerlukan integrasi agar tiap hal tersebut dapat dimanajemen dengan baik. Beberapa rapat yang berlangsung saat ini masih menghadapi berbagai permasa-lahan diantaranya kurangnya informasi tentang pelaksanaan rapat sehingga mempengaruhi kehadiran peserta, diskusi yang belum terfokus sesuai agenda rapat, dan notulensi rapat belum lengkap. Prosedur pelaksanaan rapat saat ini memunculkan usulan perencanaan perbaikan manajemen rapat dengan mendeskripsikan kebutuhan antarmuka, fungsional, dan non-fungsional. Rancangan konseptual sesuai analisis eksisting dan perbaikan sistem yang dapat menjadi acuan pengembangan aplikasi berbasis mobile dan web meliputi diagram statis (diagram alir data, entity relationship diagram, relational database) serta diagram dinamis  (diagram use case, dan class diagram). Hasil akhir penelitian ini yaitu mapping kebutuhan terhadap diagram statis dan dinamis yang berhasil dilakukan melalui traceability matrix dan mock-up aplikasi yang dirancang dengan sembilan fitur utama

    Logic Requirement Model of Web Based e-learning in Learning Management System for Features Selection

    No full text
    Requirement engineering phase is logically known to check the compliance of application such in web-based e-learning development. This research indicates that basic aspects of web-based e-learning can be used to identify or elicit the early requirement and classify it into the functional and non-functional approach. The research found that even in learning management system (LMS) Based, some of the web-based e-learning are using for different goals. It is challenging to develop a system of web-based e-learning to get the requirement focus at the early phase and select the feature that can fill the requirement. This study goal is developing a requirement model to describe the web requirement focus and decompose every web requirement aspects through logical modeling. Analysis due to the interaction and coverage of web-based e-learning is combined with web modeling aspects including content, interaction, functional, navigation and configuration to show the relation among detail requirements. Requirements are found in a systematic way by modeling its logic to determine the basic needs in the using of learning management system. The result from this requirement model proves that web-based e-learning requirements are sustain-ably identified to complement each requirements and can be implemented to classify the specific requirement to select the appropriate web-based e-learning features from early phase development

    PEMANFATAAN DATA SPASIAL DALAM IDENTIFIKASI LAHAN PERKEBUNAN KOPI DI KABUPATEN SAMBAS

    No full text
    Perkebunan kopi khususnya dengan jenis liberica memiliki potensi yang besar untuk menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Sambas. Kondisi tersebut dinyatakan dalam data statistik dari BPS Kabupaten Sambas yang menunjukkan bahwa luas perkebunan kopi cenderung meningkat tiap tahun, namun produksinya menurun. Hal tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan lahan dan proses pengolahan pasca produksi yang dirasa cukup menyulitkan bagi sebagian petani kopi. Area perkebunan kopi di Kabupaten Sambas yang belum terdata secara meluas juga menyebabkan kurangnya informasi spesifik mengenai sentra kopi beserta varietasya. Luas wilayah perkebunan secara spasial harus terdata untuk membantu pihak terkait dalam mengelola potensi perkebunan kopi yang ada di Kabupaten Sambas. Pemetaan informasi melalui kumpulan data spasial menjadi satu tren yang terus berkembang dan sangat banyak dimanfaatkan khususnya dalam pengelolaan data statistik. Berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan data spasial meliputi titik koordinat dan lokasi, varietas serta keterangan tambahan lain terkait perkebunan kopi di Kabupaten Sambas diketahui bahwa terdapat tiga pola pengembangan perkebunan meliputi perkebunan lokal dengan area terbatas (Kecamatan Galing, Dusun Sekilah), perkebunan kopi swadaya sebagai sentra kopi (Kecamatan Teluk Keramat, Dusun Kaliampuk), dan kebun kopi tradisional yang kurang terawat (Kecamatan Sambas, Desa Dalam Kaum)  yang dipetakan di tiga titik. Penitikan lokasi dengan Garmin dan Mobile GPS juga berhasil dilakukan dan digunakan untuk memberikan informasi kepada staeholder mengenai potensi pengembangan kopi khas Sambas dan menjadi data awal yang digunakan dalam visualisai baik melalui infografis maupun videografis

    PEMANFAATAN MULTIMEDIA UNTUK EDUKASI STIMULASI, DETEKSI, DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK (SDIDTKA) PADA KADER POSYANDU DESA TANJUNG MEKAR

    No full text
    Pembinaan tumbuh kembang anak diperlukan untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pembinaan ini meliputi kegiatan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak (SDIDTKA) di masyarakat, yang dapat dilaksanakan oleh Kader Posyandu yang bekerja sama dengan petugas Puskesmas. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penerapan SDIDTKA di wilayah Puskesmas salah satunya adalah inventarisasi sarana dan prasarana berupa kader terlatih/terorientasi. Berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan mitra, didapatkan kesimpulan bahwa para Kader Posyandu di Desa Tanjung Mekar perlu mendapatkan edukasi terkait SDIDTKA dengan memanfaatkan multimedia berupa penganimasian materi SDIDTKA dan desain untuk Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) agar memudahkan pemahaman para kader dan pelaksanaan kegiatan KPSP di jadwal posyandu rutin. Kegiatan edukasi SDIDTKA dilaksanakan dengan melibatkan pihak penanggung jawab SDIDTKA di Puskesmas Sambas dan kader-kader posyandu di Desa Tanjung Mekar dari 3 Posyandu yaitu Posyandu Mentawa, Posyandu Keranji, dan Posyandu Rengas. Secara umum, melalui kegiatan ini para peserta mendapat pengetahuan lebih dalam mengenai SDIDTKA dan dapat menerapkannya saat kegiatan posyandu setiap bulannya. Kegiatan edukasi SDIDTKA dengan memanfaatkan multimedia ini terlaksana dengan lancar di setiap tahapan dan bagiannya. Kegiatan pengabdian ini juga mendapatkan apresiasi yang baik dari semua stakeholder yang terlibat

    PENGARUH SIMULASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA TERHADAP UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA (STUDI KASUS: MAN 1 SAMBAS)

    No full text
    Media pengajaran merupakan komponen metode pengajaran yang dapat digunakan untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Pemanfaatan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas XI IPA MAN 1 Sambas, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat ditemukan bahwa guru pada mata pelajaran Biologi di kelas tersebut merasakan kesulitan dalam memberikan gambaran mengenai sistem peredaran darah pada manusia secara jelas dan detail agar lebih mudah dipahami oleh siswa, hal ini juga terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa yang hampir semuanya berada di batas nilai ketuntasan minimum, bahkan ada yang nilainya di bawah batas. Berdasarkan hal di atas, dibutuhkan media pembelajaran berupa media tiga dimensi yang dapat mensimulasikan sistem peredaran darah pada manusia untuk membantu siswa dalam memahami materi tersebut. Simulasi 3 Dimensi (3D) untuk materi tersebut dibuat dalam basis multimedia interaktif, sehingga siswa dapat berinteraksi dengan medianya untuk dapat melihat simulasi 3D pada alur peredaran darah besar dan peredaran darah kecil pada manusia. Simulasi 3D sistem peredaran darah pada manusia berhasil dibuat dalam bentuk media interaktif dan digunakan siswa kelas XI di MAN 1 Sambas sebagai media pembelajaran biologi dalam membantu pemahaman materi sistem peredaran darah pada manusia. Pengaruh simulasi 3D sistem peredaran darah manusia terhadap upaya peningkatan pemahaman siswa diamati dari data pretest dan posttest siswa saat sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran. Hasilnya, terjadi peningkatan sebanyak 52% jumlah siswa yang nilainya tuntas setelah belajar simulasi 3D
    corecore